jurnal-investasi
header-add

Opini

Umkmku

Infoin

Mengenal Sosok

Inve-story

Unggulan

Hot News

Mahasiswa FEB UIN Jakarta Soroti Kembali Program Makan Siang Prabowo-Gibran

Hotmartua Simanjunta - Jurnal-Invetasi


Oct 18 2024

Ciputat, Mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta soroti kembali Program makan siang gratis presiden terpilih 2024-2029. Ia menyebut bahwa program ini bukanlah satu gagasan baru di kancah internasional. Menurut data yang dihimpun oleh Global Child Nutrision Foundation (GCNF) sekitar 125 negara dari 139 negara yang di survei memiliki program makan gratis dari pemerintah. Jumlah ini lebih banyak dari pada yang di sebut oleh pak Prabowo sekitar 76 negara di pemaparan visi misinya di debat maupun masa kampanye nya kemarin. (12/10/2024), di Sekertariat HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis

"Ini bukan gagasan baru sebetulnya, harus banyak referensi dan penelitian ke negara-negara yang sudah menerapkan program makan gratis ini. Pasalnya, program ini seperti memiliki dua mata pisau yang bisa menusuk negara. Artinya, program ini bisa menjadi dampak buruk bagi bangsa atau sebaliknya menjadi pemecah segala masalah bangsa ini, mulai dari sektor pendidikan maupun sekto ekonomi", ungkap Resha

Namun, dikesempatan kali ini Resha lebih menekankan isi diskusinya dengan teman-teman komisariat pada analisis resiko dari program tersebut. Dimana, belakangan ini terdapat isu di negara India yang memangkas anggaran program makan siangnya akibat terjadinya inflasi pada sektor pangan.

"Krisis pangan masih menjadi momok mengerikan. Hari ini India mengalami inflasi pangan sebesar 6,3% antara juni 2020 sampai 2024. Mereka sampai menurunkan anggaran untuk program makan siang gratis ini. Dan ini sangat berpengaruh pada kualitas gizi anak. Beberapa guru di India juga mengeluhkan kesulitan dalam mempertahankan kualitas gizi untuk program makan siang ini di negara mereka", tegas Resha

Resha juga menjelaskan kepada publik dimana program yang bertujuan meningkatkan gizi anak ini menghadapi kekhawatiran terkait risiko kesehatan. Penelitian dari Stanford menunjukkan adanya bisphenol A (BPA), bahan kimia beracun, dalam makanan sekolah, yang berpotensi membahayakan anak-anak berpenghasilan rendah yang bergantung pada makanan dari pemerintah. Selain itu, makanan ultra-proses yang disertakan dalam menu sekolah dikaitkan dengan penyakit kronis seperti obesitas dan penyakit kardiovaskular. Dampak makanan sekolah terhadap indeks massa tubuh (BMI) dan kualitas makanan secara keseluruhan juga menjadi perhatian, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami risiko ini secara menyeluruh.

"Jika kita melihat fenomena ekonomi hari ini, Indonesia yang sedang mengalami deflasi secara beruntun selama 6 bulan. Tentunya bisa berdampak pada program ini. Apalagi hari ini sektor yang paling terdampak dari deflasi ini adalah sektor pangan. Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah kebijakan fiskal, maka saran saya sebaiknya pak Prabowo yang akan dilantik kurang lebih satu minggu lagi tidak usah terburu-buru melancangkan program ini", Kata Resha

Di akhir Resha menberikan saran kepada pemangku kebijakan untuk sesegera mungkin mengambil tindakan atas fenomena ekonomi hari ini. Dia juga ingin pemerintah untuk lebih memfokuskan diri pada program swasambeda pangan. 

"Pemerintah harus berupaya untuk melakukan singkronisasi dan kehati-hatian dalam menentukan kebijakan fiskal dan kebiajakan moneter untuk mendukung keberhasilan program swasambeda pangan. Jika program ini berjalan dengan baik. Pemerintah harus punya perhatian khusus pada sektor ini! Kunci dari terpenuhinya kualitas gizi pada program makan siang gratis ini adalah kecukupan anggaran dan pangan yang memadai. Klo bisa, khusus untuk sektor pangan ini tidak boleh sampai pada kondisi inflasi ataupun deflasi secara berlebih", kata Resha

Selain itu, Resha juga menyarankan agar pemerintah punya role of model yang tepat dari negara-negara yang sudah sukses menerapkan program ini. Agar pemerintah bisa melakukan tindakan yang tepat dan terukur. Tindakan ini tidak akan terealisasi dengan sukses apabila kabinet pak Prabowo minim referensi dari hasil riset tentang program Makan siang ini.

"Negara ini harus punya referensi yang kuat yang bisa dijadikan role of model untuk keberhasilan program makan siang gratis ini, jangan tergesa-gesa melaksanakan program ini, namun jangan juga menunda-nunda! Karena inu janji politiknya pak Prabowo. Masyarakat pasti akan tagih. Jangan buat mereka kecewa!", Tegas Resha 

Tags:

#deflasi #inflasipangan #ekonomiindonesia #program makan siang gratis #prabowo #gibran #kabinet gemuk

Komentar :

    Belum ada komentar.

Berikan Komentar